BarangTidak Habis Pakai. Aug 28, 2021. Inilah Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor Barang Habis Pakai dan Tidak Habis Pakai - Match Consulting. Inventarisasi Barang Habis Pakai dan Tidak Habis Pakai - Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Rakor Penyusunan Laporan Barang Habis Pakai Semester I Tahun 2020. Tuliskan Minimal 5
Satuan Pendidikan SMK T 1 GODEAN Materi Kursus Mengurusi Peralatan Kantor KelasSemester X 1 Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran Barometer Kompetensi Ikutikutan Peralatan Maktab Kompetensi Radiks Menggunakan Peralatan Kantor Indikator Prosedur pengadaan perlengkapan kantor sesuai rencana kebutuhan A. Pamrih Pembelajaran 1. Petatar didik mampu mengklarifikasi Prosedur pengadaan alat tulis menulis dan gawai kantor dengan runtut dan jelas 2. Peserta didik subur mengistilahkan Anju-langkah Pengadaan Barang Bergerak dengan urut dan jelas B. Pengadaan Barang Mengalir A. Pengadaan Barang Silam Pakai Komoditas habis pakai, direncanakan dengan urutan sebagai berikut 1. Merumuskan daftar instrumen nan disesuaikan dengan kebutuhan dari rencana kegiatan 2. Mengekspresikan ancangan biaya yang diperlukan untuk pengadaan barang tersebut tiap bulan. 3. Menyusun susuk pengadaan dagangan tersebut menjadi kerangka triwulan dan kemudian menjadi tulang beragangan tahunan B. Pengadaan komoditas tak lalu pakai Barang tidak habis pakai, direncanakan dengan belai sebagai berikut 1 Menyusun amatan dan menganalisis keperluan perlengkapan sesuai dengan rencana kegiatan serta memerhatikan perlengkapan yang masih ada dan masih dapat dipakai 2 Mengibaratkan biaya alat yang direncanakan dengan mengupas barometer nan sudah lalu ditentukan 3 Menetapkan proporsi prioritas menurut dana yang terhidang, urgensi kebutuhan dan menyusun rencana pengadaan tahunan. C. Pengadaan Produk Tidak Bergerak A. TANAH Tanah direncanakan dengan elus sebagai berikut 1. Menyusun rencana pengadaan petak yang lokasi dan luasnya sesuai dengan kebutuhan. 2. Mengadakan survey bagi menentukan lokasi tanah nan baik dan sesuai dengan pamrih serta membenakan perencanaan tata kota 3. Mengadakan survey terhadap adanya media perkembangan, elektrik, telepon, air, dan gawai pengangkutan 4. Mengadakan survey harga lahan di lokasi yang mutakadim ditentukan cak bagi bulan-bulanan pengajuan rangka perincian 5. Mengajukan rencana rekaan kepada satuan organisasi yang ditetapkan, baik didaerah maupun dipusat, dengan melampirkan data yang disusun dari hasil survey. B. BANGUNAN direncanakan dengan urutan sebagai berikut 1. Mengadakan survey tentang keperluan bangunan nan akan direncanakan dengan pamrih memperoleh data mengenai khasiat bangunan, struktur organisasi nan akan menggunakan, jumlah pengguna, dan jenis serta besaran perabot yang akan ditempatkan 2. Mengadakan ancangan luas bangunan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan disusun atas dasar data survey 3. Menyusun rencana anggaran biaya yang disesuaikan dengan harga standar yang berlaku didaerah yang bersangkutan 4. Menyusun penahapan tulang beragangan anggaran biaya yang disesuaikan dengan rencana penjenjangan pelaksanaan secara teknis, serta memperkirakan anggaran yang disediakan tiap tahun dengan memerhatikan skala prioritas nan telah ditetapkan. Pengadaan lahan bisa dilakukan dengan cara membeli, menerima hibah mengakui hak pakai, dan menukar. Adapun pengadaan bangunan boleh dilaksanakan dengan prinsip membangun yunior, membeli bangunan, menyewa bangunan, mengamini hibah, dan menukar gedung. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN R P P Perian PELAJARAN 2015 2016 Keunggulan Sekolah SMK Negeri 1 Godean Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran Mata PelajaranKompetensi Mengelola Peralatan Kantor KelasSemester X AP 1, 2 dan 3 I Satu Alokasi Waktu 3 x 45 menit 1 x persuaan Pertemuan 6 Enam Khuluk Tindakan nan menunjukkan perilaku tertib dan setia pada Berbagai takdir dan kanun A. Tolok Kompetensi

c Menyusun rencana pengadaan barang tersebut menjadi rencana triwulan dan kemudian menjadi Buku Induk dan Golongan Barang Inventaris digunakan untuk mencatat barang inventaris yang tidak habis pakai, sedangkan barang habis pakai dicatat dalam buku Catatan Barang Non Inventaris. 2. Prosedur Permintaan dan Pencatatan

Pengadaan perlengkapan kantor bertujuan untuk menyediakan kebutuhan kantor yang mana untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan kantor. Pengadaan dilaksanakan dengan berbagai cara sesuai dengan kebijaksanaan dan kebutuhan institusi atau perusahaan itu sendiri. Faktor yang menyebabkan adanya perbedaan metode atau prosedur pengadaan adalah adanya perbedaan kebutuhan dan perbedaan jenis pekerjaan atau usaha yang bergerak di kantor tersebut. Contohnya, jika rumah sakit maka yang dibutuhkan adalah obat dan alat kesehatan alkes, dan jika satuan kerja perangkat daerah SKPD maka yang dibutuhkan adalah alat tulis kantor ATK, komputer, dan lain sebagainya. Hal pertama yang perlu dilakukan oleh pagwai dalam kegiatan pengadaan adalah mengikuti prosedur pengelolaan perbekalan, yang biasanya memerlukan pertimbangan mengenai jenis-jenis perabot, peralatan dan perlengkapan kantor. Setelah itu yang perlu dilakukan para pegawai adalah menentukan jenis, kualitas dan kuantitas perlengkapan yang diperlukan. Selanjutnya bagian General Affairs GA menyediakan dan menggunakan perlengkapan kantor dalam kegiatan operasional. Seorang GA menyediakan perbekalan sesuai dengan anggaran yang berlaku. Tahapan yang tidak kalah penting adalah penyimpanan dan pemeliharaan peralatan kantor. GA harus memastikan pengumpulan dan pengolahan data perbekalan kantor dilakukan secara benar. Jika terdapat peralatan atau perlengkapan kantor yang sudah tidak dapat digunakan, maka yang dilakukan GA adalah menghapus data perlengkapan tersebut. Baca juga Pengelolaan Sarana dan Prasarana Kantor Pengadaan Alat Tulis Kantor ATK dengan Swakelola Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor Setiap instansi baik pemerintah maupun swasta memiliki prosedur pengadaan peralatan kantor yang berbeda, perbedaan ini bisa saja disebabkan oleh beberapa hal, misalnya budaya kantor, kebutuhan akan peralatan, tingkat kompetensi pegawai, juga perbedaan jenis usaha. Namun secara umum pengadaan peralatan kantor dapat dilakukan dengan cara berikut ini Mengajukan surat permohonan ke gudang yang berisi peralatan kantor apa saja yang dibutuhkan. Petugas gudang memeriksa stock barang di gudang. Jika tersedia barangnya, maka diberikan dengan dengan bon pengeluaran. Jika tidak tersedia, petugas gudang memberikan nomor pada surat permohonan dari buku induk. Surat permohonan diserahkan kepada bendahara, lalu bendahara mengecek antara permohonan dan ketersedian biaya. Bendahara meminta persetujuan pimpinan. Bagian logistik melakukan pembelian dengan persetujuan pimpinan. Barang yang sudah dibeli dan telah sampai kemudian diperiksa apakah sudah sesuai dengan spesifikasi, kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan. Barang diserahterimakan dengan menggunakan buku serah terima barang. Petugas gudang melakukan kegiatan pencatatan atau administrasi, kemudian disimpan di gudang untuk didistribusikan jika ada yang membutuhkan. Pengadaan barang habis pakai dan tidak habis pakai Barang habis pakai dan tidak habis pakai harus selalu tersedia di lingkungan kantor. Barang habis pakai adalah peralatan kebutuhan kantor yang sebentar masa pakainya semisal, alat tulis kantor, aneka kertas, lem dan lain sebagainya. Sedangkan barang tidak habis pakai adalah barang keperluan kantor yang dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang lama, contohnya seperti peralatan komputer, telepon, mesin fotokopi, printer dan peralatan mesin lainnya. Barang habis pakai direncanakan dengan urutan sebagai berikut Menyusun daftar perlengkapan barang habis pakai yang disesuaikan dengan kebutuhan dari rencana kegiatan. Menyusun perkiraan biaya yang diperlukan untuk pengadaan barang habis pakai tersebut tiap bulannya. Menyusun rencana pengadaan barang habis pakai tersebut menjadi rencana triwulan dan kemudian menjadi rencana tahunan. Sedangkan perencanaan dan prosedur pengadaan barang tidak habis pakai adalah sebagai berikut Menyusun analisis dan menganalisis keperluan perlengkapan barang tidak habis pakai sesuai dengan rencana kegiatan serta dengan memperhatikan barang yang masih layak untuk dipakai. Melakukan perkiraan biaya yang akan dikeluarkan untuk kebutuhan pembelian barang tidak habis pakai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Menetapkan skala prioritas peralatan kantor berdasarkan dana, urgensi kebutuhan dan menyusun rencana pengadaan tahunan. Selain perencanaan pengadaan peralatan kantor diatas, ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh General Affairs GA dalam pengadaan peralatan kantor, yakni sebagai berikut a. PenyimpananPenyimpanan perlatan kantor atau arsip kantor perlu diperhatikan karena dengan penyimpanan yang baik maka efektifitas kerja dapat ditingkatkan dan dapat menghemat tempat penyimpanan. Dalam kegiatan penyimpanan harus memperhatikan hal-hal berikut ini Persediaan alat-alat pemelihara dan lokasi penyimapanan. Barang yang akan disimpan harus memenuhi syarat penyimpanan. Memperhatikan sifat barang yang disimpan. Memperhatikan jangka waktu penyimpanan. Memperhatikan tenaga yang diperlukan dan biaya yang harus dikeluarkan. b. Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan kantor merupakan kegiatan terjadwal dengan tujuan agar setiap barang tetap dalam kondisi baik sehingga jika diperlukan, kondisi barang tersebut masih dalam keadaan yang baik untuk digunakan. c. PengadminstrasianAdministrasi perlengkapan dan perlatan kantor dimulai dengan mencatat secara teratur tiap-tiap barang. Hal ini dilakukan untuk mendata setiap barang yang dimiliki oleh suatu kantor. Selain pencaatatan atau pendataan kegiatan administrasi perlengkapan yang lain adalah kegiatan penghapusan atau penyusutan. Dengan memperhatikan ketiga hal tersebut dapat membuat peralatan kantor yang sudah dibeli menjadi lebih tahan lama karena penyimpanan yang benar, umur masa pakai barang juga semakin panjang karena pemeliharaan barang lebih terjaga. Selain itu, peralatan kantor juga tercatat dengan baik karena administrasi perlengkapan dilakukan dengan baik. Berdasarkan prosedur pengadaan peralatan kantor di atas seharusnya pegawai administrasi kantor sudah dapat memperkirakan kapan seharusnya membeli kebutuhan peralatan untuk kantor. SebutkanBarang Habis Pakai. Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala kebutuhan yang diperlukan dalam proses belajar mengajar salah satu tujuan dari. Barang habis pakai dan barang tidak habis pakai. Pengadaan barang habis pakai adalah. Source: More.. Mesin yang digunakan oleh bisnis untuk menghasilkan produk dan
06 Jan 2021 Proses bisnis membutuhkan banyak hal agar terjadi dengan lebih lancar. Sebut saja dimulai dari riset, pengadaan barang, proses produksi, penjualan hingga melakukan evaluasi bisnis. Salah satu yang penting adalah pengadaan barang. Proses ini biasa terjadi dalam satu sistem yaitu procurement management. Seperti apa langkah dalam hal pengadaan barang. Mengenal Pengadaan Barang Pengadaan merupakan kegiatan yang menyediakan perbekalan untuk mendukung kegiatan bisnis dalam sebuah perusahaan. Pengadaan ini mungkin berbeda satu perusahaan dengan lainnya. Pastinya ini menyesuaikan dengan kebutuhan serta seperti apa kegiatan bisnis atau kerja dari kantor tersebut. Namun secara umum pengadaan barang memang dimulai dari perencanaan yang berisi kebutuhan apa yang memang dibutuhkan oleh perusahan. Setelah itu, baru perencanaan dari segi biaya. Tak lupa untuk melihat dari inventaris tahun-tahun sebelumnya. Hal ini penting untuk membuat pengadaan barang menjadi lebih efisien dan efektif. Pengadaan barang sendiri terdiri atas dua jenis yaitu barang yang tidak habis dipakai dan memang yang habis dipakai. Beberapa barang yang bisa habis dipakai tentunya yang tak akan meninggalkan bekas setelah dipakai. Sebut saja kertas, alat tulis, tinta dan lain-lainnya. Sementara ada barang yang memang bisa berulang kali dalam hal pemakaian. Misalnya mesin, komputer, lemari arsip dan barang-barang elektronik. Sebenarnya dari pengadaan kedua jenis barang ini akan memiliki langkah-langkah yang mirip. Pertama dimulai dengan penyusunan daftar perlengkapan yang dibutuhkan kemudian penyusunan biaya. Biasanya penyusunan barang yang habis dipakai harus dalam kurun waktu tertentu supaya bisa menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Sementara untuk barang yang tidak habis pakai, tim dari procurement management harus melakukan analisa terhadap barang tersebut. Misalnya apakah hanya akan diperbaiki atau harus diganti. Selain itu, divisi procurement juga harus membuat skala prioritas pengadaan barang tersebut. Langkah Langkah Pengadaan Barang Setelah memahami seperti apa pengadaan barang, Anda juga perlu mengetahui sederet langkah yang harus diambil ketika akan melakukan pengadaan barang. Langkah ini untuk memastikan perusahaan Anda akan mendapatkan barang yang sesuai dengan kebutuhan dan kualitas. Mencatat Kebutuhan Tahapan ini tentunya adalah tahapan awal dan dasar yang berhubungan dengan pengadaan barang. Anda bisa menetapkan barang apa saja yang dibutuhkan pada tahap awal ini. Coba lihat apa saja barang yang memang harus dibeli. Setelah itu, perusahaan bisa langsung membuat permintaan pengadaan barang kepada divisi procurement. Pada tahap ini juga, tim procurement biasanya akan meminta semua divisi mengumpulkan permintaan barang sesuai dengan SOP. Semua kebutuhan ini pastinya akan dicatat supaya pada saat penyerahan barang nantinya jadi lebih transparan dan jelas. Memang betul bahwa barang tersebut dipesan oleh divisi tertentu. Pencarian Vendor atau Supplier Tahapan pertama harus dilakukan terlebih dahulu sebelum akhirnya tim procurement mulai mencari pemasok barang yang dibutuhkan. Pastikan terlebih dahulu daftar barang dibuat dengan lengkap dan jelas, termasuk kriteria seperti apa yang dibutuhkan. Perusahaan kemudian bisa langsung membuat dokumen yang berisikan kebutuhan perusahaan. Pihak penyedia akan melakukan penawaran dari kebutuhan yang diminta tersebut. Pemilihan Vendor atau Supplier Pengadaan barang akan masuk ke dalam tahap berikutnya. Perusahaan kemudian akan mulai melakukan analisis dan seleksi dari surat penawaran yang masuk. Dari semua vendor atau supplier yang memberikan penawaran, perusahaan akan memilih mana yang terbaik dari antara vendor tersebut. Biasanya perusahaan kemudian akan langsung melakukan negosiasi. Tak hanya berurusan dengan harga saja, perusahaan juga melakukan negosiasi mengenai waktu pengiriman dan hal teknis lainnya. Dalam tahap ini harus ada kesepakatan bersama antara perusahaan dan juga para supplier. Proses Pemesanan Setelah negosiasi selesai dan sudah mencapai kata sepakat, perusahaan biasanya akan membuat sebuah purchase order. Artinya perusahaan akan langsung memesan ke vendor atau supplier. Setelah itu, pihak ketiga harus segera memprosesnya. Procurement management juga harus memastikan bahwa proses pembelian berjalan lancar dan tepat sesuai dengan jadwal. Penerimaan Barang Proses pembelian dan pemesanan sudah selesai berarti pihak vendor atau supplier langsung memproses pesanan yang sudah dibuat. Pastinya perusahaan harus memastikan bahwa barang datang sesuai dengan yang sudah disepakati bersama. Selain itu, pemasok juga harus memastikan bahwa pesanan yang dibuat sudah sesuai atau belum. Pembayaran Jika pesanan sudah diterima dengan baik oleh perusahaan, keuangan perusahan akan langsung melakukan pembayaran kepada pihak vendor atau supplier. Tentunya pembayaran harus menyesuaikan dengan kesepakatan yang memang dilakukan di awal. Tim procurement juga harus memastikan bahwa perusahaan sudah membayar semua kewajiban kepada vendor. Refund atau Retur Kualitas dari produk yang dikirim oleh vendor atau supplier harus dipastikan benar-benar sesuai dengan kesepakatan awal. Jika ada pesanan yang kurang sesuai, maka harus diproses dengan segera. Misalnya saja jumlahnya kurang atau warna yang tidak sesuai request. Perusahaan bisa mengajukan retur. Vendor harus melayani retur tersebut dan memastikan bahwa memang barang sesuai dengan kesepakatan. Pada umumnya retur dilakukan dengan dua cara. Pertama adalah menggantikan barang yang sesuai dengan kesepakatan di awal. Jika memang vendor atau supplier tidak bisa menyediakan barang tersebut, maka akan diambil opsi kedua yaitu pengembalian dalam bentuk dana atau uang tunai. Hal Penting Setelah Pengadaan Barang Seperti yang sudah Anda ketahui bahwa pengadaan barang terdiri atas dua jenis yaitu barang habis dipakai dan tidak habis dipakai. Sebagai procurement management, proses pengadaan barang tidak hanya sampai kepada pembelian dan bisa dipakai saja. Fungsi monitoring harus diberlakukan supaya bisa mencapai efisiensi perusahaan yang diinginkan. Misalnya saja harus diperhatikan cara penyimpanan. Jika penyimpanan dilakukan dengan baik maka barang yang dibeli akan jauh lebih awet. Dengan demikian efisiensi yang diinginkan perusahaan bisa tercapai. Maka dari itu penyimpanan harus memperhatikan banyak hal. Misalnya memastikan alat-alat pemeliharaan sudah tersedia. Kemudian harus memastikan pula penyimpanan barang dilakukan sesuai standar. Jangan lupa juga memperhatikan sifat barang yang disimpan. Ada barang yang bisa disimpan dalam jangka waktu panjang ada yang tidak. Jangka waktu penyimpanan ini penting diperhatikan supaya memang barang yang dibeli benar-benar awet. Jangan lupa untuk memperhatikan tenaga serta biaya yang dibutuhkan untuk penyimpanan. Tidak hanya penyimpanan saja, pemeliharaan juga hal yang penting. Sebuah barang harus dipelihara dengan baik supaya dalam kondisi yang baik pada saat digunakan. Kerap kali pemeliharaan yang tidak dilakukan dengan baik justru akan merugikan perusahaan karena tidak bisa dipakai. Terakhir adalah inventaris atau administrasi perlengkapan. Semua barang yang ada di kantor harus dicatat dengan benar dan tepat. Pencatatan ini juga akan membantu efisiensi perusahaan. Bila ada kebutuhan barang, perusahaan bisa mengecek ketersediaan terlebih dahulu. Jangan sampai malah menumpuk barang yang justru menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Kembali ke Daftar
PENGELOLAANBARANG-BARANG TIDAK HABIS PAKAI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU Oleh JOHARI NIM. 10513000227 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN pembelian, dan control terhadap prosedur untuk memberi kepastian bahwa dana yang disediakan telah dibukukan Sebutkan Prosedur Pengadaan Barang Tidak Habis Pakai – Pengadaan barang tidak habis pakai merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh semua organisasi. Prosedur pengadaan barang tidak habis pakai harus dipatuhi agar dapat menjamin pengadaan yang tepat sesuai kebutuhan organisasi. Pertama, organisasi harus membuat daftar persyaratan dan kebutuhan barang tidak habis pakai yang akan dibeli. Dengan menyusun daftar barang-barang yang dibutuhkan, organisasi dapat menentukan apa yang tidak diperlukan dan mengurangi pembelian barang yang tidak perlu. Kedua, organisasi harus membuat rencana anggaran untuk pengadaan barang tidak habis pakai. Dengan membuat rencana anggaran, organisasi dapat mengontrol pengeluaran dan memastikan bahwa anggaran tidak melebihi yang disetujui. Ketiga, organisasi harus mencari penyedia barang tidak habis pakai yang tepat. Penyedia barang harus memenuhi standar kualitas, harga, dan pelayanan yang disetujui oleh organisasi. Keempat, organisasi harus mengajukan permohonan pembelian barang kepada penyedia yang dipilih. Permohonan harus berisi informasi tentang jumlah, jenis, dan spesifikasi barang yang dibutuhkan. Kelima, organisasi harus menandatangani kontrak dengan penyedia. Kontrak harus mencakup detail seperti tanggal pengiriman, jenis barang yang dibeli, harga, jaminan produk, dan layanan purna jual. Keenam, organisasi harus membuat daftar barang yang telah diterima. Daftar barang harus berisi informasi seperti jumlah, jenis, spesifikasi, dan harga barang. Ketujuh, organisasi harus menyelesaikan proses pembayaran. Proses pembayaran harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ada dalam kontrak. Demikianlah prosedur pengadaan barang tidak habis pakai yang harus dipatuhi oleh organisasi. Dengan mengikuti prosedur ini, organisasi akan memastikan bahwa setiap pengadaan barang berjalan dengan lancar dan efektif. Dengan demikian, organisasi dapat memastikan bahwa setiap pembelian barang akan memenuhi kebutuhan organisasi dan berjalan sesuai dengan anggaran yang telah disetujui. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Sebutkan Prosedur Pengadaan Barang Tidak Habis 1. Membuat daftar persyaratan dan kebutuhan barang tidak habis pakai yang akan 2. Membuat rencana anggaran untuk pengadaan barang tidak habis 3. Mencari penyedia barang tidak habis pakai yang 4. Mengajukan permohonan pembelian barang kepada penyedia yang 5. Menandatangani kontrak dengan 6. Membuat daftar barang yang telah 7. Menyelesaikan proses pembayaran. Penjelasan Lengkap Sebutkan Prosedur Pengadaan Barang Tidak Habis Pakai 1. Membuat daftar persyaratan dan kebutuhan barang tidak habis pakai yang akan dibeli. Pengadaan barang tidak habis pakai merupakan proses yang memerlukan beberapa langkah untuk memastikan bahwa barang yang dibeli sesuai dengan kebutuhan dan dapat digunakan selama periode tertentu. Prosedur pengadaan barang tidak habis pakai ini bertujuan untuk memastikan bahwa barang yang dibeli memenuhi persyaratan yang diinginkan, memastikan bahwa harga yang dibayarkan bersaing, dan mengurangi risiko pembelian barang yang tidak sesuai. Langkah pertama dalam prosedur pengadaan barang tidak habis pakai adalah membuat daftar persyaratan dan kebutuhan barang tidak habis pakai yang akan dibeli. Sebelum memulai proses pengadaan, pembeli harus menentukan persyaratan dan kebutuhan yang dibutuhkan dari barang yang akan dibeli. Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa barang yang dibeli sesuai dengan spesifikasi yang diminta dan dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Misalnya, jika pembeli ingin membeli printer, maka pembeli harus menentukan jenis printer, jumlah tambahan yang diinginkan, dan lain-lain. Dengan membuat daftar persyaratan dan kebutuhan barang yang akan dibeli, pembeli dapat memastikan bahwa barang yang akan dibeli sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Setelah membuat daftar persyaratan dan kebutuhan barang yang akan dibeli, pembeli harus mencari informasi tentang barang yang akan dibeli. Ini termasuk mencari informasi tentang vendor yang menyediakan barang yang dibutuhkan, harga yang ditawarkan, dan lain-lain. Sebaiknya, pembeli membandingkan harga dari beberapa vendor sebelum memutuskan untuk membeli barang. Hal ini penting untuk memastikan bahwa harga yang dibayarkan bersaing. Kemudian, pembeli perlu mengirimkan permintaan penawaran RFP ke vendor yang dipilih. RFP adalah dokumen yang menjelaskan spesifikasi yang diinginkan dari barang yang akan dibeli. RFP juga akan mencakup informasi seperti jangka waktu pengiriman, jenis pembayaran yang diterima, dan lain-lain. Setelah RFP dikirimkan, vendor akan mengirimkan penawaran mereka, yang akan berisi informasi tentang biaya, waktu pengiriman, jenis pembayaran yang diterima, dan lain-lain. Setelah menerima semua penawaran, pembeli harus melakukan evaluasi untuk membandingkan penawaran dari vendor yang berbeda. Evaluasi ini dapat meliputi perbandingan harga, kualitas barang yang ditawarkan, waktu pengiriman, dan lain-lain. Ini adalah cara efektif untuk memastikan bahwa pembeli memilih vendor yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Setelah menemukan vendor yang tepat, pembeli harus menandatangani kontrak dengan vendor tersebut. Kontrak ini akan mencakup informasi seperti jangka waktu pengiriman, jenis pembayaran yang diterima, dan lain-lain. Ini juga akan mencakup jaminan yang diberikan oleh vendor bahwa barang yang dibeli dapat memenuhi spesifikasi yang diminta. Pengadaan barang tidak habis pakai merupakan proses yang rumit dan memerlukan beberapa langkah untuk memastikan bahwa barang yang dibeli sesuai dengan kebutuhan dan dapat digunakan selama periode tertentu. Langkah pertama dalam prosedur ini adalah membuat daftar persyaratan dan kebutuhan barang yang akan dibeli. Dengan membuat daftar persyaratan dan kebutuhan barang yang akan dibeli, pembeli dapat memastikan bahwa barang yang dibeli sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Selanjutnya, pembeli harus mencari informasi tentang vendor yang menyediakan barang yang dibutuhkan, membandingkan harga dari beberapa vendor, dan mengirimkan permintaan penawaran ke vendor yang dipilih. Setelah menerima semua penawaran, pembeli harus melakukan evaluasi untuk membandingkan penawaran dari vendor yang berbeda, lalu menandatangani kontrak dengan vendor yang dipilih. 2. Membuat rencana anggaran untuk pengadaan barang tidak habis pakai. Rencana anggaran adalah salah satu prosedur penting yang harus dipenuhi dalam proses pengadaan barang tidak habis pakai. Rencana anggaran digunakan untuk menentukan jumlah dana yang dibutuhkan untuk membeli barang tersebut. Rencana anggaran ini juga mencakup biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pengadaan barang tersebut seperti biaya transportasi, biaya pengiriman, dan biaya pajak. Rencana anggaran ini penting untuk memastikan bahwa anggaran yang dikeluarkan untuk pengadaan barang tidak habis pakai adalah sesuai dengan kondisi keuangan organisasi. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk membuat rencana anggaran untuk pengadaan barang tidak habis pakai, yaitu dengan menggunakan metode top-down dan metode bottom-up. Metode top-down memulai dengan menetapkan anggaran umum yang akan dikeluarkan untuk pengadaan barang tersebut, dan baru kemudian mengidentifikasi berapa banyak barang yang akan dibeli dengan anggaran tersebut. Metode bottom-up memulai dengan menetapkan berapa banyak barang yang akan dibeli, dan baru kemudian menentukan anggaran yang akan dikeluarkan untuk membeli barang tersebut. Ketika membuat rencana anggaran untuk pengadaan barang tidak habis pakai, organisasi harus mempertimbangkan berbagai faktor, seperti harga barang, biaya transportasi, biaya pengiriman, dan biaya pajak. Penting untuk memastikan bahwa anggaran yang dikeluarkan untuk pengadaan barang tersebut tidak melebihi anggaran yang tersedia. Jika anggaran yang dikeluarkan melebihi anggaran yang tersedia, organisasi mungkin harus mengurangi jumlah barang yang akan dibeli atau mencari alternatif lain untuk membeli barang tersebut. Organisasi juga harus mempertimbangkan berbagai faktor lainnya dalam pengadaan barang tidak habis pakai, seperti kualitas barang yang akan dibeli, waktu pengiriman, dan kebutuhan jangka panjang organisasi. Dengan mengikuti prosedur pengadaan barang tidak habis pakai dan membuat rencana anggaran yang tepat, organisasi dapat memastikan bahwa barang yang dibeli memenuhi kebutuhan organisasi dengan biaya yang efisien. 3. Mencari penyedia barang tidak habis pakai yang tepat. Mencari penyedia barang tidak habis pakai yang tepat adalah hal yang penting dalam prosedur pengadaan barang tidak habis pakai. Kebutuhan untuk menemukan penyedia yang tepat dapat dicapai melalui langkah-langkah berikut. Langkah pertama adalah menentukan jenis barang yang akan dibeli. Ini bisa berupa barang-barang seperti perlengkapan kantor, peralatan laboratorium, peralatan rumah tangga, dan lainnya. Ini akan membantu pembeli menentukan jenis perusahaan yang akan dicari. Langkah berikutnya adalah mengumpulkan daftar potensial penyedia barang. Ini dapat diperoleh dengan meminta referensi dari perusahaan lain, menggunakan online, atau mencari informasi yang tersedia di berbagai media. Hal ini penting untuk memastikan bahwa daftar yang dikumpulkan mencakup semua perusahaan yang menawarkan barang yang diinginkan. Langkah ketiga adalah mengevaluasi kredibilitas dan reputasi setiap penyedia. Hal ini dapat dilakukan dengan meminta referensi, membaca ulasan online, dan mencari informasi tentang reputasi perusahaan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa pembeli mendapatkan barang yang berkualitas tinggi dari penyedia yang dapat dipercaya. Setelah menyaring daftar penyedia, maka langkah selanjutnya adalah menghubungi setiap penyedia untuk mendiskusikan harga dan ketersediaan. Ini akan membantu pembeli mendapatkan penawaran harga yang kompetitif dan menentukan mana yang paling menguntungkan untuk diperoleh. Setelah semua informasi yang diperlukan dikumpulkan, maka langkah terakhir adalah menentukan penyedia yang akan dipilih. Ini harus didasarkan pada informasi yang telah dikumpulkan sebelumnya tentang harga, kualitas, dan jaminan yang ditawarkan oleh penyedia. Mencari penyedia barang tidak habis pakai yang tepat merupakan salah satu bagian yang penting dari prosedur pengadaan barang tidak habis pakai. Dengan mengikuti langkah-langkah yang telah disebutkan di atas, pembeli dapat dengan mudah menemukan penyedia yang tepat untuk memenuhi kebutuhan mereka. 4. Mengajukan permohonan pembelian barang kepada penyedia yang dipilih. Mengajukan permohonan pembelian barang kepada penyedia yang dipilih merupakan salah satu prosedur dalam pengadaan barang tidak habis pakai. Prosedur ini biasanya dilakukan setelah tim pengadaan telah memilih dan mengevaluasi penyedia yang sesuai. Ini adalah tindakan penting dalam proses pengadaan barang karena akan mempengaruhi keputusan akhir yang akan diambil. Pertama, tim pengadaan harus menetapkan kriteria pemilihan dan penilaian penyedia yang akan diajukan. Kriteria ini meliputi faktor-faktor seperti biaya, layanan pelanggan, kualitas produk, keandalan, kualitas layanan, dan lainnya. Setelah kriteria sudah ditentukan, tim pengadaan harus mengidentifikasi dan mengevaluasi penyedia yang sesuai. Ini akan membantu mereka memilih penyedia yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Kemudian, setelah tim pengadaan telah memilih penyedia yang sesuai, mereka harus mengajukan permohonan pembelian barang kepada penyedia yang dipilih. Permohonan ini harus mencakup informasi lengkap tentang produk yang dibutuhkan, jumlah yang diperlukan, jenis pembayaran yang diinginkan, jenis layanan yang diharapkan, jenis jaminan yang diinginkan, dan informasi lainnya yang relevan. Permohonan ini juga harus mencakup tanggal pengiriman yang diharapkan. Setelah permohonan diajukan, penyedia dipilih harus mengirimkan penawaran harga. Penawaran ini harus mencakup semua informasi yang diajukan dalam permohonan pembelian. Ini akan membantu tim pengadaan membuat keputusan yang tepat. Jika penawaran harga memenuhi persyaratan, tim pengadaan akan mengirimkan surat pesanan kepada penyedia yang dipilih. Setelah surat pesanan diterbitkan, tim pengadaan harus memastikan bahwa produk yang dipesan sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Ini harus dilakukan dengan memeriksa produk yang dikirim oleh penyedia dan memastikan bahwa produk memenuhi standar kualitas yang telah ditentukan. Jika produk tidak sesuai, tim pengadaan harus mengajukan klaim pembatalan dan mengembalikan produk ke penyedia yang dipilih. Dalam prosedur pengadaan barang tidak habis pakai, mengajukan permohonan pembelian barang kepada penyedia yang dipilih adalah tindakan penting yang harus dilakukan. Hal ini akan memastikan bahwa produk yang dibeli sesuai dengan kebutuhan dan kriteria yang telah ditentukan. Ini juga akan membantu tim pengadaan membuat keputusan yang tepat. 5. Menandatangani kontrak dengan penyedia. Sebelum menandatangani kontrak dengan penyedia, diperlukan beberapa prosedur pengadaan barang tidak habis pakai. Prosedur ini bertujuan untuk memastikan bahwa barang yang dibeli memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh pembeli. Berikut adalah prosedur pengadaan barang tidak habis pakai. 1. Mendefinisikan Kebutuhan Pembeli perlu menentukan kebutuhan barang yang akan dibeli, termasuk spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. 2. Mencari Penyedia Setelah spesifikasi barang diberikan, pembeli dapat melakukan pencarian untuk menemukan penyedia barang yang memenuhi persyaratan. 3. Negosiasi Harga dan Kondisi Setelah penyedia ditemukan, pembeli dapat mengadakan negosiasi harga dan kondisi untuk memastikan bahwa harga yang ditawarkan bersaing dan memenuhi persyaratan. 4. Pemilihan Penyedia Setelah semua biaya dan kondisi dinegosiasikan, pembeli dapat memilih penyedia yang dianggap paling cocok dengan kebutuhan organisasi. 5. Menandatangani Kontrak dengan Penyedia Setelah penyedia dipilih, pembeli dan penyedia dapat menandatangani kontrak yang mengikat keduanya untuk melakukan transaksi. Kontrak tersebut harus mencakup segala ketentuan yang telah disepakati sebelumnya, termasuk harga, kualitas, jangka waktu pengiriman, dan lainnya. Kontrak ini juga harus mencantumkan tindakan yang akan diambil jika salah satu pihak melanggar kontrak. Dengan menandatangani kontrak, pembeli dan penyedia dapat menciptakan hubungan jangka panjang yang diperlukan untuk memastikan bahwa pembelian barang dapat berjalan lancar. Prosedur pengadaan barang tidak habis pakai ini sangat penting untuk memastikan bahwa barang yang dibeli memenuhi standar yang telah ditentukan dan tidak akan menimbulkan masalah di masa datang. Pembeli harus memastikan bahwa semua prosedur di atas telah dilakukan dengan benar sebelum menandatangani kontrak dengan penyedia. 6. Membuat daftar barang yang telah diterima. Setelah melakukan seluruh prosedur pengadaan barang tidak habis pakai, tindakan terakhir adalah membuat daftar barang yang telah diterima. Prosedur ini merupakan tahap yang penting dalam pengadaan barang tidak habis pakai untuk memastikan bahwa barang yang telah dibeli benar-benar telah tiba di lokasi tujuan. Selain itu, prosedur ini juga membantu mengidentifikasi barang yang telah dibeli, sehingga kualitas, jumlah, dan kondisi barang dapat diperiksa untuk memastikan bahwa barang yang telah dibeli sesuai dengan perjanjian. Untuk membuat daftar barang yang telah diterima, pembeli harus mengumpulkan informasi tentang barang-barang yang telah diterima. Informasi ini termasuk jenis barang, jumlah, nomor seri, dan tanggal penerimaan. Jika barang yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian, pembeli harus mengirimkan laporan kepada pemasok atau penyedia barang segera setelah penerimaan. Selain itu, pembeli juga harus mencatat jumlah uang yang dibayarkan untuk barang yang diterima. Untuk memastikan bahwa pembeli telah membayar jumlah yang tepat untuk barang yang telah diterima, pembeli harus melakukan perbandingan antara jumlah yang dibayarkan dan jumlah yang tercantum dalam faktur atau dokumen transaksi lainnya. Setelah semua informasi telah dikumpulkan, pembeli harus mencatat semua informasi yang dikumpulkan pada sebuah spreadsheet atau dokumen. Pembeli juga harus mencetak dan menandatangani dokumen tersebut sebagai tanda penerimaan barang yang telah dibeli. Selain itu, pembeli juga harus menyimpan salinan dokumen tersebut untuk referensi di masa depan. Membuat daftar barang yang telah diterima adalah cara yang efisien untuk memastikan bahwa barang-barang yang telah dibeli telah tiba di lokasi tujuan. Prosedur ini juga membantu mengidentifikasi barang yang telah dibeli sehingga kualitas dan jumlahnya dapat diperiksa untuk memastikan bahwa barang yang telah dibeli sesuai dengan perjanjian. Dengan membuat daftar barang yang telah diterima, pembeli juga dapat memastikan bahwa jumlah uang yang telah dibayarkan telah sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam faktur atau dokumen transaksi lainnya. 7. Menyelesaikan proses pembayaran. Proses pembayaran merupakan tahap akhir dalam proses pengadaan barang tidak habis pakai. Hal ini karena pengadaan barang tidak habis pakai memerlukan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu, proses pembayaran harus dilakukan dengan hati-hati dan benar. Pertama, pembeli harus memastikan bahwa harga barang telah disetujui. Hal ini penting karena harga barang dapat berubah selama proses pengadaan. Oleh karena itu, pembeli harus memastikan bahwa harga barang yang telah disetujui adalah harga yang dibayar. Kedua, pembeli harus memastikan bahwa semua dokumen yang diperlukan telah dikirimkan. Dokumen ini termasuk faktur, bukti pengiriman, dan lain-lain. Hal ini penting karena dokumen ini berfungsi sebagai bukti pembayaran. Ketiga, pembeli harus memastikan bahwa semua persyaratan pembayaran telah dipenuhi. Persyaratan pembayaran ini termasuk jumlah pembayaran, jenis kartu kredit yang digunakan, batas waktu pembayaran, dan lain-lain. Keempat, pembeli harus memastikan bahwa pembayaran telah dilakukan dengan benar. Hal ini penting karena pembayaran harus dilakukan dengan benar agar tidak ada kesalahan atau kelebihan pembayaran. Kelima, pembeli harus memastikan bahwa pembayaran telah diterima oleh pihak penjual. Hal ini penting karena pembayaran harus diterima oleh pihak penjual agar barang dapat dikirimkan. Keenam, pembeli harus secara jelas mencatat semua detail pembayaran. Hal ini penting karena detail pembayaran berfungsi sebagai bukti pembayaran. Ketujuh, pembeli harus memastikan bahwa pembayaran telah diterima oleh pihak penjual. Hal ini penting karena hanya pihak penjual yang dapat menyesuaikan harga barang dan menyelesaikan proses pembayaran. Setelah semua persyaratan pembayaran dipenuhi, proses pembayaran akan selesai dan barang akan dikirimkan kepada pembeli. Dengan demikian, proses pembayaran merupakan tahap akhir dalam proses pengadaan barang tidak habis pakai. Oleh karena itu, proses pembayaran harus dilakukan dengan benar dan hati-hati agar tidak ada kesalahan atau kelebihan pembayaran.

PengadaanBarang Habis Pakal 1. Tujuan Prosedur ini ditetapkan untuk menjadi acuan dalam pengadaan bahan habis pakai yang bersifat rutin di Dinas Kominfo Sleman Lingkup prosedur meliputi identifikasi kebutuhan, penerimaan barang dan pengendalian barang Bahan habis pakai adalah semua barang yang digunakan secara rutin dan habis pada waktu

Sumber Operasional perusahaan senantiasa memerlukan berbagai perlengkapan dan peralatan agar dapat berjalan optimal. Urusan pengadaan barang habis pakai adalah salah satu hal yang menunjang ketersediaan apa yang diperlukan oleh perusahaan tersebut. Seperti setiap kegiatan pengadaan barang pada umumnya, terdapat serangkaian prosedur yang idealnya digunakan dan diikuti oleh petugas pengadaan barang ini. Dalam artikel ini, Anda dapat melihat penjelasannya, mulai dari pengertian, tujuan, prosedur, hingga tips pengadaan barang habis pakai yang efektif dan terintegrasi. Baca Juga Konsep Restock pada Aktivitas Produksi dan Penjualan, Klik di Sini! Mengenal Apa Itu Pengadaan Barang Habis Pakai Sumber Pengadaan barang habis pakai adalah proses yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan perlengkapan yang diperlukannya. Karena bersifat barang habis pakai, maka semua barang yang masuk dalam proses ini memiliki sifat utama tersebut. Barang habis pakai yang idealnya menjalani proses pengadaan adalah alat tulis kantor, kemudian perlengkapan yang berhubungan erat dengan operasional kantor, dan hal-hal yang masih berkaitan dengan produk yang dihasilkan oleh kantor. Proses pengadaan dapat melalui dua cara berbeda. Pertama dengan menggunakan tender, atau yang kedua dengan melakukan pembelian secara langsung. Acuan pemilihan cara yang digunakan idealnya adalah nilai dari barang yang akan dibeli, atau tujuan pengadaan barang tersebut. Lalu Apa Tujuannya? Secara mendasar tujuan dari pengadaan barang habis pakai adalah untuk memenuhi kebutuhan perusahaan akan barang habis pakai yang dimaksud. Dalam setiap jenis dan bentuknya, pengadaan ini akan dilakukan dengan cermat sehingga apa yang dibutuhkan setiap staf dapat disediakan. Ingat, pengadaan ini wajib dilakukan dengan cermat dan mengacu pada kebutuhan karyawan, bukan kemauan karyawan. Terkadang, pengajuan daftar pengadaan barang harus di-review secara teliti agar dapat mendeteksi adanya pengadaan yang sebenarnya tidak diperlukan. Selain untuk menyediakan apa yang dibutuhkan oleh karyawan dalam hal operasional perusahaan, pengadaan barang habis pakai juga dapat menjadi metode untuk mencari vendor atau supplier yang cocok dan potensial guna menjadi partner bisnis jangka panjang. Meski demikian, tujuan utama dari proses ini tetap akan bertumpu pada poin pertama yang disebutkan tadi. Cermati Prosedur yang Idealnya Dilakukan Sumber Meski dalam prakteknya mungkin saja akan ada perbedaan prosedur pengadaan barang habis pakai, namun jika dilihat semua prosedur memiliki kesamaan. Setidaknya terdapat 10 langkah utama yang akan dilakukan pihak perusahaan dalam rangka mengadakan barang jenis ini. Melakukan pengajuan surat permohonan ke bagian gudang. Surat ini berisi peralatan kantor apa saja yang dibutuhkan oleh perusahaan, dan perlu diadakan. Petugas gudang yang menerima berkas ini akan memeriksa isi dari berkas tersebut, dan melakukan pengecekan pada ketersediaan barang di gudang. Dalam skenario barang tersedia, maka gudang dapat segera mengeluarkan barang tersebut disertai dengan bon pengeluaran. Dalam skenario barang tidak tersedia, petugas akan memberikan nomor pada surat tadi dari buku induk yang dimiliki. Surat permohonan pengadaan barang kemudian diserahkan kepada bendahara, untuk diperiksa detailnya. Informasi yang dilihat adalah rincian barang yang dicantumkan, dan ketersediaan biaya untuk melakukan pengadaan barang habis pakai. Bendahara akan meminta persetujuan dari pimpinan atau manajemen terkait. Jika disetujui, bagian logistik kemudian akan melakukan pembelian barang habis pakai dengan persetujuan pimpinan tadi. Barang yang telah dibeli dan sampai kemudian diperiksa spesifikasi dan jumlahnya, apakah sudah sesuai dengan pesanan yang diajukan. Dipastikan pula kondisi barang agar tidak ada yang cacat atau rusak. Barang kemudian diserahkan dengan menggunakan buku serah terima barang pada karyawan yang bertanggungjawab atas pengadaan ini. Petugas gudang kemudian melakukan kegiatan pencatatan atau administrasi, lalu disimpan di gudang untuk selanjutnya didistribusikan pada bagian yang membutuhkan atau bagian yang mengajukan pengadaan barang ini. Prosedur ini sifatnya adalah prosedur yang umum digunakan. Sekali lagi, dalam prakteknya mungkin saja ada perbedaan dalam prosedur yang digunakan, dan sah saja selama dirasa sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan aturan yang berlaku. Terakhir, Mengenai Tips Pengadaan Barang Habis Pakai yang Efektif Mengingat pengadaan barang habis pakai adalah proses yang berkaitan dengan penggunaan dana milik perusahaan, maka hal ini harus dilakukan dengan cermat dan teliti. Beberapa tips yang bisa Anda gunakan antara lain adalah sebagai berikut. Selalu cermati semua barang yang diajukan untuk proses pengadaan, seleksi dengan baik berdasarkan kebutuhan Pastikan semua proses persiapan telah dilakukan dengan optimal sehingga tidak ada barang yang tertinggal untuk proses pengadaan Periksa harga di pasar, kemudian tentukan range harga yang akan masuk pertimbangan Pastikan memilih vendor atau supplier yang telah memiliki kredibilitas dan direkomendasikan oleh banyak pihak Ajukan kerjasama jangka panjang, untuk keuntungan bersama antara kedua pihak Selalu periksa barang yang datang saat sampai, pastikan semua sesuai pesanan dan tidak ada yang cacat atau tidak berfungsi Jangan ragu lakukan retur Gunakan ERP dengan kualitas yang telah terbukti dan fitur pengadaan barang canggih Baca Juga Modul Procurement Management, Andalan ERP untuk Perusahaan Pada dasarnya pengadaan barang habis pakai menjadi salah satu hal yang dilakukan secara rutin, sebab barang tersebut akan menjadi kebutuhan operasional bisnis Anda. Maka dari itu, akan sangat direkomendasikan untuk menggunakan produk ERP terbaik yang dapat membantu Anda mengoptimalkan proses tersebut. RUN System dengan Procurement Management Dengan fitur utama yang ditawarkan untuk urusan procurement, RUN System menyediakan Procurement Management dengan dukungan penuh integrasi di setiap prosesnya. Fitur ini dapat membantu Anda meningkatkan kontrol pengadaan, fleksibilitas, dan kemudahan mencapai tujuan perusahaan. RUN System paham jika pengadaan barang habis pakai adalah proses yang dilakukan secara berulang, dan memerlukan optimasi di setiap tahapnya. Maka dengan fitur tersebut kami siap menbantu Anda memaksimalkan setiap langkahnya!
  1. Оሀθбυζθምωդ ուдθዴо яሬи
    1. Казιвո саскоտ ቤэглωтоб отрոч
    2. Զ йէ анэшот
  2. Скαнезጥጳ ረխμаги
    1. Щιдθвисեν жናσሼшуሆιв օфωቄኯյ
    2. ሕμу ዢазвθዡօб
  3. Оσዡкифሳп бθኣቫηիпсጦ
    1. Е фасте
    2. ዲл μяም ц
. 392 391 367 419 67 328 456 372

sebutkan prosedur pengadaan barang tidak habis pakai